Bengkulu, Delik Online- Momen perayaan hari raya Idul Adha memiliki makna sangat dalam bagi umat Islam, terkhusus dalam konteks ego pribadi dalam menekan hawa nafsu. Hal ini disampaikan oleh Guru besar Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu, Prof. Dr. Ir. Yulfiperius, MSi.
Disampaikan mantan Rektor Unihaz dua periode ini, bahwasanya berkurban juga sebagai bentuk pencegahan terhadap sikap egois diri, dalam hal melatih diri menekan hawa nafsu dan kerelaan untuk berbuat sesuatu yang mendatangkan maslahah bagi orang banyak.
“Bahwa berkurban bukan saja dapat pahala tetapi juga bisa memberi makan bagi orang lain serta memiliki rasa kepedulian yang tinggi,” ujarnya.
Sejatinya sikap saling membantu dan tolong menolong, sambung Yulfi, dalam segala hal merupakan keluaran ajaran yang diharapkan Allah SWT kepada umatnya dalam memperingati idul qurban.
“Apalagi diharapkan Allah dari umatnya adalah bagaimana seseorang bisa total dalam beragama artinya semua aspek kehidupan seseorang harus selalu erat kaitannya dengan kebersamaan solidaritas saling membantu dan tolong-menolong dalam segala hal. Sekali lagi saya mengucapkan di moment perayaan Idul Adha ini, mohon maaf lahir dan bathin” jelasnya.
Seperti diketahui, bahwa makna kurban dalam Islam sendiri memiliki arti yang dalam dan menjadi panutan bagi umat. Selain karena ini merupakan tuntunan dalam agama juga sebagai panutan bagi sayyidul anbiya Nabi Ibrahim AS, yang telah rela dan bersedia mengorbankan apa yang dia cintai dalam hidupnya yaitu anaknya Nabi Ismail yang merupakan putra Siti Hajar.
Karena apa yang dilakukan Nabi Ibrahim merupakan bentuk totalitas dari kepatuhan dan kecintaan terhadap tuhannya sehingga ia rela mengorbankan apa yang dia cintai dalam hidupnya.(red)