Bengkulu Kota, DELIK ONLINE – Menyoroti banyaknya masalah yang terjadi di RSUD M. Yunus Provinsi Bengkulu saat ini, menjadi sorotan oleh banyak media sejak awal. Mulai dari proyek makan minum pasien, proyek pengadaan alat kesehatan, kasus limbah, hingga Proyek Belanja Modal Bangunan Kesehatan Pembangunan Pelayanan Jantung Terpadu dll.
Proyek Belanja Modal Bangunan Kesehatan Pembangunan Pelayanan Jantung Terpadu yang menelan biaya Rp. 30.304.552.000,- (30,3 M) menggunakanan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2023 yang dimenangkan oleh PT. AHP yang berkantor di Gedung Plaza Oleos Lt. 17 unit H, Jl. T.B. simatupang no. 53 A – Jakarta Timur ini banyak menuai sorotan negatif, mulai dari pembangunan tidak menggunakan plang merek, ada informasi dugaan keterlibatan jenderal pada paket proyek, mangkrak nya pekerjaan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan hingga beredar informasi Kontraktor Membawa Kabur Dana sebesar 13 Miliar.
HOTO : RSUD M.YUNUS PROVINSI BENGKULU
Dikutib dari pemberitaan BencoolenTimes.com pada Rabu (7/2/2024), “Informasi waktu kontraktor dihubungi, dia ngaku lagi di luar negeri. Tapi setelah itu sudah tidak bisa lagi dihubungi. Uang proyek Rp 13 miliar diduga dibawa lari,” kata sumber yang dirahasiakan identitasnya.
Selain itu, hal yang membuat kontraktor tersebut berkuasa menguasai duit proyek lantaran diduga rekening bendahara dikuasakan kepada kontraktor. Penguasaan rekening tersebut diduga melanggar.
“Rekening bendahara informasinya dikuasakan kepada kontraktor, kan ini aneh, kok bisa begitu,” ucap sumber
Aliansi Selamatkan Bengkulu (ASB) ikut angkat bicara “wah ada unsur indikasi, hal ini tidak mungkin bisa terjadi, pencairan harus ada proses dari pihak PPTK nya, juga dari pengawas pekerjaan, ini ada drama didalamnya” ujar Bastian gamblang
Diwaktu terpisah, awak media DELIK ONLINE mencoba menemui dan mengkonfirmasi pihak RSUD M. Yunus salah satunya Sukardi selaku Wadir RSUD M Yunus Bengkulu, namun hingga berita ini diturunkan belum mendapatkan jawaban (RED)
